Sempat Merosot Akibat Kerusakan 22 Mei, Kini Nilai Tukar Rupiah Kembali Perkasa

Sabtu, 25 Mei 2019 06:39

JAKARTA, REWAKO.ID – Nilai tukar rupiah sempat merosot bahkan paling rendah di Asia akibar kerusuhan 22 Mei. Mengacu data Bloomberg, saat kerusuhan terjadi rupiah berada di posisi yang menggenaskan yakni, Rp14.525 per dolar AS.

Namun, pasca kerusuhan mereda Kamis 23 Mei kemarin. Nilai tukar rupiah mulai menguat. Pada pasar spot, rupiah bertengger di level Rp14.480 per dolar AS atau terapresiasi 45 poin (0,31 persen). Rupiah juga mengalami penguatan terhadap beberapa mata uang asing.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam rapat koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung Kemenkeu Jumat kemarin mengatakan bahwa kericuhan p22 Mei lalu memang sempat memberikan tekanan terhadap rupiah.

Namun, faktor global, yakni eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok, lebih memberikan pengaruh besar terhadap anjloknya kurs rupiah. ’’Faktor global lebih dominan,’’ tuturnya seperti dilansir dari Jawapos.com.

Namun, pasca kerusuhan, Perry Warjiyo mengaku bersyukur lantaran nilai rupiah kembali menguat. “’’Alhamdulillah, nilai tukar rupiah menguat,’’ katanya.

Perry mengungkapkan, kegiatan jual beli kembali lancar. Hal tersebut disertai upaya eksporter menjual hasil ekspornya ke pasar valas sehingga mendorong rupiah ke level yang lebih tinggi.

Pihaknya memperkirakan, rupiah tetap bergerak stabil dan cenderung menguat hingga Lebaran nanti. ’’Terima kasih kepada para eksporter dan perbankan yang turut menjaga stabilitas rupiah,’’ tambahnya.

Perry menuturkan, aksi kerusuhan 22 Mei ternyata tidak melunturkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Investor asing masih mengalirkan dananya pada pasar sekunder surat berharga negara (SBN). BI mencatat, inflow yang masuk dalam dua hari terakhir mencapai Rp 1,7 triliun.

Pihaknya melihat hal itu sebagai tanda positif. Sebab, pada 13–17 Mei lalu, terjadi penarikan dana asing di SBN sekitar Rp 7,3 triliun. ’’Inflow tersebut menunjukkan confidence investor asing masih tinggi,’’ katanya.

Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin (23/5) rebound dan kembali ke level psikologis 6.000. IHSG berhasil naik 93,06 poin atau 1,57 persen ke level 6.032,70. Aksi beli didominasi investor domestik karena asing mencatat net sell Rp 614,58 miliar.(Iksan)

Editor : Bang Har