Dari Tandatangan Fakta Integritas, Pemkab Gowa Komitmen Cegah Perkawinan Anak
GOWA,REWAKO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa menjadi salah satu daerah yang ikut menandatangani Pakta Integritas Pencegahan Perkawinan Anak di Sulawesi Selatan.
Penandatanganan yang dihadiri Penjabat Sekretaris Gowa, Kamsina berlangsung di Hotel Claro Makassar, Selasa (7/12).
Kamsina mengatakan, penandatanganan ini sebagai bentuk komitmen pemerintah khususnya Kabupaten Gowa untuk mencegah pernikahan anak. Sebab, pernikahan anak ini memiliki dampak yang sangat buruk bagi generasi anak di masa akan datang.
Salah satunya, menurut Kamsina dampak dari dari perkawinan anak adalah pendidikan. Di mana anak yang menikah di usia anak tentu akan putus sekolah sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan.
“Melalui kegiatan penandatanganan pakta integritas ini, saya berharap perkawinan anak ini khusus di Kabupaten Gowa bisa dicegah,” harapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gowa, Kawaidah Alham menjelaskan bahwa, tidak hanya bagi pendidikan. Pernikahan anak juga akan berdampak pada kesehatan.
Dampak pada kesehatan kata Kawaidah Alham, sangat berpotensi menyebabkan kematian saat melahirkan baik bagi bayi maupun ibu, dan pernikahan anak dapat menyebabkan anak yang dilahirkan Stunting.
“Dampak lainnya dari segi kesehatan adalah bisa menyebabkan ibu meninggal pada saat melahirkan, kemudian anak yang dilahirkan meninggal. angka kematian ibu dan anak tinggi. Kemudian salah satu yang paling penting adalah adanya stunting karena salah satu penyumbang stanting terbesar itu adalah pernikahan di usia anak,” ungkapnya.
Kawaidah menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Gowa terus berupaya melakukan pencegahan pernikahan anak, seperti terus melakukan sosialisasi dampak dari pernikahan anak dan terus mendorong pembuatan regulasi.
“Selain sosialisasi, kami mendorong untuk semua desa membuat Peraturan Desa tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk pencegahan perkawinan usia anak kemudian kita juga sudah membuat Strategi Daerah (Strada) tentang pencegahan perkawinan anak,” jelasnya.
Dirinya menambahkan di tahun ini jumlah pernikahan anak di Gowa sebanyak 70 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, perkawinan anak mengalami penurunan, yang mana pada 2020 lalu jumlah pernikahan anak sebanyak 86.
“Mudah-mudahan ini tidak bertambah lagi dan harapan kedepan dengan adanya kegiatan seperti ini kemudian semua desa bisa membuat peraturan desa tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pencegahan perkawinan anak. Kemudian kami harapkan juga mungkin bisa dewan yang terhormat menginisiasi pembuatan peraturan daerah tentang pencegahan perkawinan anak,” tegasnya.
Kegiatan yang dihadiri 13 kabupaten/kota ini dibuka oleh Sekda Provinsi Sulsel, Abdul Hayat. Kemudian turut juga hadir dalam kegiatan ini, Ketua I Bidang Pembinaan Karakter Keluarga Tim Penggerak (TP) PKK Gowa, Hj. Mussadiyah Rauf. (*)
Editor : Bang Har