OPINI
Dinamika Transformasi: Jurnalisme Profetik sebagai Pilar Pendidikan Kampus
Di tengah dinamika perkembangan media dan informasi yang semakin cepat, keberadaan jurnalisme profetik di kampus menjadi semakin mendesak. Mahasiswa, sebagai calon-calon pemimpin masyarakat, perlu diperlengkapi dengan keterampilan dan pemahaman yang mendalam terkait dampak dari berita yang mereka sampaikan.
Penulis: Bang Har (Editor News Radio Rewako)
Pendidikan jurnalisme profetik dapat menjadi landasan moral bagi mahasiswa, mengajarkan mereka bahwa tulisan dan laporan bukan sekadar kumpulan kata, tetapi alat yang memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini dan sikap masyarakat. Dengan memahami esensi keadilan dan kebenaran dalam jurnalisme, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa pengaruh positif melalui karya-karya jurnalistik mereka.
Lebih dari itu, melalui kurikulum jurnalisme profetik, kampus memberikan wadah bagi mahasiswa untuk memahami realitas sosial secara lebih holistik. Mereka tidak hanya berfokus pada fakta-fakta permukaan, tetapi juga menelusuri akar permasalahan yang lebih dalam. Dengan demikian, laporan mereka memiliki daya ungkit yang kuat untuk memotivasi perubahan yang diperlukan dalam masyarakat.
Jurnalisme profetik juga menjadi tameng melawan gelombang disinformasi yang semakin marak. Mahasiswa yang terlatih dalam pendekatan ini dapat menghadirkan sudut pandang yang jelas dan berimbang, membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks tanpa terjebak dalam narasi yang berlebihan. Pendidikan ini menciptakan penangkal yang kuat terhadap penyebaran berita palsu yang dapat merugikan masyarakat.
Integrasi jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus bukan hanya menciptakan lulusan yang kompeten secara profesional, tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Mereka dilatih untuk melihat di balik fakta dan angka, menciptakan karya yang tidak hanya informatif tetapi juga memotivasi perubahan sosial. Kampus menjadi ruang yang subur untuk menanamkan nilai-nilai ini, sehingga mahasiswa tidak hanya keluar sebagai profesional jurnalisme, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memahami pentingnya memberikan kontribusi positif melalui profesi mereka.
Melalui pembelajaran jurnalisme profetik, mahasiswa dapat melatih naluri wartawan untuk melihat dan menggali sisi-sisi kemanusiaan dalam berita. Ini bukan sekadar memberikan fakta, tetapi juga menciptakan narasi yang memotivasi tindakan positif dan menyuarakan keadilan. Kampus seharusnya menjadi tempat di mana mahasiswa belajar tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial.
Selain itu, jurnalisme profetik menciptakan pemahaman yang lebih holistik tentang isu-isu global. Dengan memahami konteks sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar suatu berita, mahasiswa dapat menghasilkan laporan yang lebih kaya makna dan mampu memberikan pandangan yang menyeluruh kepada pembaca. Inilah esensi dari menjadikan jurnalisme sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat dengan informasi yang mendalam.
Pentingnya jurnalisme profetik juga terletak pada kemampuannya dalam melawan disinformasi dan sensationalisme. Mahasiswa yang terlatih dalam pendekatan ini dapat menjadi penjaga kebenaran, menyaring berita yang dapat merugikan masyarakat. Ini adalah langkah positif dalam menghadapi tantangan kompleks dunia media modern yang seringkali dibanjiri oleh narasi yang tidak akurat.
Dengan mengintegrasikan jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus, kita menciptakan calon wartawan yang tidak hanya kompeten secara profesional tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Mereka tidak hanya mengejar rating atau klik, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dari setiap berita yang mereka hasilkan. Inilah pondasi yang kuat untuk menciptakan media yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menginspirasi perubahan menuju arah yang lebih baik.
Kesimpulannya, integrasi jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus memiliki peran krusial dalam membentuk mahasiswa sebagai calon wartawan yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Pendidikan ini membekali mereka dengan keterampilan dan pemahaman yang mendalam terkait nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial.
Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam masyarakat melalui karya-karya jurnalistiknya. Melalui kurikulum yang mencakup jurnalisme profetik, kampus memberikan kontribusi penting dalam membentuk masa depan media yang lebih bermakna dan berdaya transformasi.(**)
Editor : Bang Har